Postingan

Nyaris Seperempat Abad

Gambar
  Oleh : Geti Oktaria Pulungan             Kenangan itu masih menari-nari di depan mata. Binar bahagia masih terpancar dari sepasang retinaku tatkala sebuah pesan tiba. Dentuman kabar dari kakak meluluhlantakkan suka cita yang merasuki tubuhku. Pesan itu merenggutku dari cakrawala perayaan, menyadarkan sebuah fakta yang harus kuhadapi. Aku harus bangun dari mimpi indah.             “Bapak sakit.” Hanya itu isi pesan yang dikirimkan tatkala aku duduk bersama siswa di taman sekolah.             Seketika jantungku berdetak lebih cepat. Bapak adalah sosok yang kucintai. Satu-satunya orang tua yang kumiliki setelah ibu pergi, tepatnya dua puluh tiga tahun silam. Bapak adalah jiwa yang selalu ingin melindungiku, bahkan ketika aku yakinkan dalam keadaan baik-baik saja. Bapak juga senantiasan maju penuh daya saat aku memiliki sebuah masalah.             “Bapak sakit apa?” Tanyaku gelisah.             Lama terdengar upaya bapak untuk berucap. Pertanyaanku hanya dijawab dengan helaan

Prestasi Melejit, Kekerasan Menepi

Gambar
  Oleh : Geti Oktaria Pulungan Perempuan merupakan makhluk yang kerap menjadi korban kekerasan berbasis gender. Tercatat 431.471 kasus kekerasan terhadap perempuan sepanjang tahun 2019 [1] . Hal tersebut tak urung menciptakan ketakutan yang terpatri pada benak seorang perempuan. Berbagai kasus kekerasan yang terjadi pada perempuan dapat berupa pelecehan seksual, Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT), ataupun perundungan. Salah satu faktor terjadinya kekerasan adalah hadirnya peluang untuk melakukannya. Selain itu, rendahnya rasa percaya diri seorang perempuan sehingga menjadi korban. Sang korban tidak berani melawan perundungan yang menimpa dirinya karena merasa tidak mampu. Akibatnya, ia terus terperangkap dalam kekerasan tersebut. Pikiran seorang perempuan juga dapat menjadi belenggu. Hal inilah yang menyebabkan seorang perempuan menjadi lemah dan tak berdaya. Ia tak mampu menyuarakan peristiwa yang menimpa dirinya. Ia hanya berdiam diri karena sebuah ancaman pelaku. Melalui

Afiliasi Usia dan Sikasep pada Masa Covid-19

Oleh : Geti Oktaria Pulungan         Pendahuluan Kehadiran Covid-19 memberikan pengaruh yang cukup besar di Indonesia. Hampir seluruh sektor terkena dampak penyebaran wabah tersebut. Salah satunya adalah kelompok masyarakat yang ingin mendirikan rumah. Keberlanjutan cita-cita untuk membangun rumah impian dapat terkendala selama masa pandemi . Masyarakat mulai khawatir karena tidak dapat mendirikan rumah. Pihak seperti ini seperti mengalami dilema yang cukup dalam. Pada satu sisi, keadaan ekonomi terus mengimpit. Sewa kontrakan yang harus dibayar secara berkala dan cukup menguras uang, terlebih jika orang tersebut kehilangan pekerjaan karena masa pandemi. Namun jika pembangunan rumah dipaksakan, rasa khawatir yang cukup tinggi terus menghantui. Pun penyebaran virus yang cukup tinggi saat berada di luar rumah. Jika ingin membangun rumah, hal yang muncul pada pikiran setiap orang adalah keharusan untuk keluar rumah. Mulai dari survei lokasi, diskusi desain, serta hal yang terkai